ESC on Vehicle

Sejak awal dibuatnya konsep mobil perkembangan tidak ada henti-hentinya diberbagai dinamika. Teknologi baru selalu ditemukan dan diajukan oleh berbagai pihak. Dari awalnya produsen dan pengembang berlomba-lomba membuat mobil dengan tenaga terbesar dan desain terindah, hingga belakangan dinamika kemudi menjadi fokus bagi produsen otomotif. Dinamika tersebut meliputi efisiensi bahan bakar, keamanan, kenyamanan, dan memaksimalkan kemampuan mesin serta chassis yang ada sehingga performa mobil disegala segmen menjadi semakin kompetitif.
Electronic Stability Control (ESC) bertujuan untuk membantu pengemudi dalam mengurangi bahaya slip atau hilangnya kendali yang mengakibatkan over steering. ESC bekerja menggunakan sejumlah sensor yang dapat mendeteksi setiap loss control dan secara automatis mengatur brake yang sesuai kepada roda. ESC mengintegrasikan fungsi ABS dan Traksi kontrol. Tidak semua ESC identik, meski secara hardware mirip namun terdapat beberapa variasi dalam pemrograman ESC. Penamaan ESC berbeda untuk setiap produsen otomotif, diantaranya Dynamic Stability Control (DSC) untuk Ford, BMW, Land Rover dan Vehicle Stability Control (VSC) untuk Suzuki dan Toyota.
ESC pertama kali diperkenalkan oleh Mercedes pada pertengahan tahun 1990. Fungsi utama yaitu untuk meingkatkan performa dan mencegah kecelakaan pada lintasan yang sulit seperti tikungan tajam atau jalan yang licin, dan atau pengereman mendadak. Kendaraan mungkin bergerak tidak sama persis dengan posisi stir ketika pengendara membelokkan dengan arah yang tajam atau di jalan yang licin. Pada kondisi ini kendaraan bisa bersifat understeer atau oversteer. Kondisi oversteer yaitu kendaraan membelok melebihi arah belokan yang diinginkan pengemudi hal ini karena roda belakang kehilangan gaya gesek.

Untuk sekarang sampai sini dulu ya, postingan berikutnya insyaAllah akan membahas beberapa penelitian terkait ESC :)
-FF-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Winner"

My journey - DHL Supply Chain

Emotional intelligence by Daniel Goleman